Kelenteng Tertua di Jawa ada di Cirebon

Kelenteng Tertua di Pulau Jawa Ternyata Ada di Cirebon, Loh
Kelenteng Hok Keng Tong atau Wihara Dharma Sukha merupakan kelenteng tertua di Pulau Jawa.
Usia kelenteng yang berada di Jalan Pasar Kue, Desa Panembahan, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon, itu mencapai 629 tahun.
"Dibangun sejak 1389 M, namun bangunan aslinya sudah tidak ada lagi," kata Oyan Sugianto (66), Pemandu Wihara Dharma Sukha, saat ditemui di Kelenteng Hok Keng Tong, Jalan Pasar Kue, Desa Panembahan, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon, Kamis (15/2/2018).
Ia mengatakan, seluruh bangunan kelenteng merupakan bangunan baru.
Di kompleks Kelenteng Hok Keng Tong ada dua bangunan utama yang didominasi warna merah.
Di dekat gerbang masuk kelenteng terdapat sebuah pagoda kecil yang terdiri dari 7 lantai.
Pagoda tersebut merupakan tempat pembakaran kertas usai sembahyang.
Bangunan yang lebih besar diperuntukkan sebagai kelenteng.
Di terasnya terdapat enam tiang penyangga yang berukuran cukup besar.
Ukiran naga tampak melilit tiang di sisi kanan dan kirinya. Sementara di depannya terdapat dua patung macan yang masing-masing menengok ke arah kanan dan kiri.
Di bagian teras itu juga terdapat sebuah benda seperti gentong untuk meletakkan dupa.
Terdapat beberapa dupa di benda yang dihiasi ukiran naga di kedua sisinya itu.
Masuk ke bagian dalam kelenteng terdapat beberapa patung dewa berwarna emas.
Di antaranya, Dewi Kwan Im, Dewa Kwan Kong, dan Dewa Hok Teng Tjeng Sin yang merupakan "tuan rumah" di Kelenteng Hok Keng Tong.
"Patung Dewa Hok Tek Tjeng Sin di sini merupakan yang tertinggi dibanding lainnya, makanya diberi gelar Thai Sheng Hud Tong," ujar Oyan Sugianto.

Ia mengatakan, umat Konghucu yang tahu sejarah pasti akan berkunjung ke Kelenteng Hok Keng Tong.
Pasalnya, Dewa Hok Tek Tjek Sin di kelenteng itu tingkatannya menjadi yang tertinggi.
Sementara bangunan Wihara Dharma Sukha tampak lebih kecil berada persis di samping kanannya.
Di dalam wihara itu terdapat tiga patung Budha.
Yakni, Amithaba Budha, Budha Gautama, dan Budha Bhaishajyaguru.
"Bangunan asli kelenteng memang sudah tidak ada, tapi patung dewa dan hiasan dinding di sini masih asli dari pertama dibangun ratusan tahun lalu," kata Oyan Sugianto. (*)
http://jabar.tribunnews.com/2018/02/15/kelenteng-tertua-di-pulau-jawa-ternyata-ada-di-cirebon-loh

Comments