Kisah Dari
Indramayu (Mimi Rasinah)
[2008] - Dua pekan lalu saya ke Indramayu, Jawa Barat. Setelah mewawancarai Pak
Endo Suanda,
salah seorang guru dokumenter saya yang memperoleh master etnomusikologi dari Wesleyan
University - Amerika Serikat berkat tesisnya tentang tari topeng, saya berangkat
malam. Menjelang patung mangga Indramayu, kulihat samar-samar dari kaca mobil
plang Sanggar Tari Topeng Mimi Rasinah di kawasan Pekandangan.
Keesokan paginya kudatangi rumah dan sanggar
Rasinah yang sederhana. Sebuah bangunan seluas kira-kira 160 meter persegi.
Di situ Mimi Rasinah, satu-satunya maestro tari topeng Indramayu, tinggal bersama
putri, mantu, tiga cucu, dan
beberapa cicitnya. Rumah yang didirikan 1999 silam, berkat
bantuan seorang Jepang, setelah sempat roboh.
Kusalami Mimi yang akhir bulan lalu diopname
karena stroke selama sembilan hari di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung.
Ingatannya masih bagus, kendati telah berusia 78 tahun. Padahal, ketika di Jakarta
saya mengira, Mimi Rasinah sudah tak bisa kuwawancarai. Setelah ngobrol sebentar,
saya diajak suami Aerli, cucu Rasinah, menuju Asrama Haji Indramayu untuk
menyaksikan sanggar manggung.
Acaranya sangat formal, rapat kerja tahunan
koperasi pegawai negeri Indramayu. Bupati pun datang dan disambut empat penari topeng
murid Sanggar Mimi Rasinah. Tiga penari topeng cilik beraksi. Lucu dan menarik.
Terlebih seorang penari topeng dewasa yang menari bodor sambil minta saweran. Pentas mereka
diiringi satu-satunya putri Rasinah, Wacih, sebagai sinden, suami Wacih yang
menabuh gong, Aerli yang memukul kendang, suami Aerli yang memukul kecrek,
abang Aerli yang menabuh saron, serta mantan guru-guru Aerli yang belajar
gamelan.
Setelah sarapan sebentar, saya dan keluarga
Rasinah kembali ke Pekandangan. Mimi menabuh saron di atas kasur, lalu ditemani
saron Aerli, tembang Wacih, dan Surya --cicit Mimi Rasinah yang masih 1,5 tahun--
yang menari topeng. Usai jam session dadakan itu, tubuh ringkih Rasinah dibopong
suami Aerli ke sanggar. Nenek yang telah lumpuh kakinya itu kembali menabuh
saron, mengiringi Aerli, Wacih, dan Rani --adik Aerli yang masih berumur 5
tahun-- latihan menari topeng Kelana untuk pentas Sabtu lalu di sebuah hotel di Cirebon.
Usai berlatih, kuwawancarai Mimi. Saya seperti
melihat perjalanan Indonesia dari sosok renta ini. Umur 5 tahun ia sudah diajari
menari oleh bapaknya yang dalang topeng dan ibunya yang dalang ronggeng. Usia 7
tahun ia mulai ngamen (bebarang). Ketika Jepang datang, rombongan topeng ayahnya
dituding mata-mata. Hanya satu topeng yang tersisa dari seluruh aksesoris
tari yang dihancurkan Jepang. Pada agresi kedua, dengan tuduhan yang sama,
ayahnya tewas ditembak Belanda.
Sepeninggal ayahnya, rombongan tari topeng
Rasinah dipimpin suaminya, seorang dalang wayang. Sampai tragedi G 30 S, mereka
dilarang manggung, karena dianggap tarian yang membangkitkan syahwat dan abangan.
Tak cukup badai Gestapu, pada 1970-an kelompok tari topeng Rasinah semakin
sepi tanggapan. Tarling, dangdut, dan sandiwara yang menggantikannya. Suami
Rasinah akhirnya menjual seluruh
topeng dan aksesoris tari sebagai modal
mendirikan grup sandiwara. Rasinah berhenti menari topeng selama 20 tahun lebih,
hanya menabuh gamelan saja untuk sandiwara.
Baru pada 1994, Endo Suanda dan seorang
rekannya sesama dosen di STSI Bandung, Toto Amsar Suanda, "menemukan kembali"
Rasinah. Saat pertama kali bertemu, Mimi sedang momong bayi tetangganya dengan upah Rp 25
ribu sebulan. Suaminya sudah
meninggal. Putrinya, Wacih, jadi TKW ke Malaysia selama
dua tahun, menanggalkan cita-citanya sebagai penerus dalang topeng karena sepi undangan. Tak
ada gamelan,
aksesoris tari, bahkan nayaga atau penabuh gamelan ketika Mimi diminta menari oleh duo
Suanda. Tapi, tarian topeng Kelana yang dipertunjukkan Rasinah membuat keduanya
terpesona.
Setelah bertemu Pak Endo dan Toto, semangat
Rasinah untuk menari timbul kembali. Ia cuma minta Rp 150 ribu untuk membeli gigi
palsu, demi bisa menggigit delapan topeng yang harus ia lakonkan, dari Panji
sampai Kelana Udeng. Selama tiga hari tiga malam, Mimi harus mengajarkan penabuh
gamelan di Sanggar Tambi milik Pak Taham, ayah penari topeng Wangi Indriya.
Setelah sebulan berlatih tari dan musik, Rasinah pulang ke Pekandangan dalam kondisi
sakit karena kelelahan.
Sesudah itu, undangan pun berdatangan. Dari
STSI, CCF, TUK, TIM, sampai Jepang dan Eropa. Saya sempat menyaksikan dulu di TUK
dan TIM, dan langsung terpesona oleh magis tarian Rasinah yang selalu berubah
karakter setiap berganti topeng. Seperti trance nenek renta itu menari, dari yang
minimalis seperti Panji hingga Kelana yang berangasan. Saya yang biasanya tak
mudah menikmati tari, akhirnya terkesima oleh taksunya.
Tapi, dua tahun lalu Rasinah jatuh ketika
berwudhu, setelah mengajar tari di sebuah sekolah di Indramayu. Dua pekan
setelah dirawat di RSHS, Mimi mengakhiri jalan tarinya. Ia mewariskan seluruh topeng dan
aksesorinya kepada Aerli, sang cucu penerus, dalam sebuah upacara yang
mengharukan sekali. 15 Maret itu Aerli harus ngamen di tujuh tempat dalam sehari sebagai
syarat Rasinah. Sejak hari
itu, keberadaan sanggar pun berada di pundah mahasiswa
STSI Bandung berusia 22
tahun ini.
Saya mengikuti Aerli belajar tari ronggeng
kepada Mimi Tiweng yang sudah berusia 70 tahun di Lelea, Indramayu. Perempuan yang
sudah menari hingga ke Inggris dan Kanada ini seolah menelusuri lorong waktu. Ia
seperti ingin menyerap aura
ronggeng yang kenes tapi spiritual dari mendiang ibu Mimi
Rasinah. Saya pun tak bisa menahan rasa haru ketika mengikuti mereka ngamen dengan becak, dan
hanya dapat saweran lembar-lembar ribuan, namun ditaburi beras sebagai
lambang kesuburan Dewi Sri.
Ketika berpamitan pulang kepada Mimi Rasinah,
saya tak bisa menahan airmata. Ada rasa hormat bercampur cemas, entah kapan saya
bisa bertemu perempuan indah yang teguh memenuhi panggilan hidupnya sebagai
penari topeng. Tiba-tiba saya juga teringat kepada nenekku yang wafat Lebaran lalu.
Sabtu lalu, seusai tayangan Jendela episode
Warisan Rasinah, Pak Endo lama menelepon dan sms erdatangan dari kawan-kawan.
Kemarin dan hari ini suami Aerli pun menelepon, memberitahu semakin banyak
murid sanggar setelah penayangan. Kedua mata saya kembali mengambang ketika ia
mengabarkan, ditawari menjadi dosen dan Aerli diminta mengajar tari di kabupaten
seperti almarhum kakeknya dulu.
Tadi saya juga sms terima kasih kepada Maya Hasan,
salah seorang juri hibah Kelola, yang meloloskan Sanggar Tari Topeng
Mimi Rasinah sebagai penerima hibah. Lebih dari rating/share, gaji dll, rasanya
indah sekali bisa membantu orang lain.
Sumber: Klik teng riki jeh...
kisah NYATA berbagi info...
ReplyDeletesaya belum lama ini
bulan juni 2016
tepat di hari jumat (10-6-2016) sampai hari minggu (12-6-2016)
KU DI TIPU
rumah juru kunci (PALSU)
a/n:Ading 36thn (PENIPU)
hp.081223871269
ciri-ciri: orang kurus,kulit kuning sawo,tinggi 160+
(PRAKTEK DGN BONEKA JENGLOT PALSU)
melakukan pesugihan dana Goib
di desa pagundan
kampung dusun kliwon
kuningan (jawa)
tempat tinggal istri ke 1(TUA)
(anak 2 cowo)
juru kunci (PALSU)
a/n:Ading 36thn (PENIPU)
mempunyai 3 istri
selama menipu sebagai juru kunci PALSU 8 thn...
tempat makam keramat&sumur keramat
desa pagundan (TIPUAN/PENIPU)
kampung dusun kliwon (KUNINGAN)
aku hari jumat (10-6-2016) sampai hari minggu (12-6-2016) melakukan ritual selama 3x..(Ritual)...
sampai aku merogoh kocek ku sebesar 35jt lebih...
membeli CERUTU JANGKRIK (komplit)
35pcs x 600rb = 21 jt
mebeli sesaji (komplit):
nasi tumpeng
buah,menyan,kembang dll
sebesar 14jt lebih...
juru kunci (MENIPU KU)
a/n:Ading 36thn (PENIPU)
hp.081223871269
alamat Rumah tinggal >>>>
istri (MUDA) ke 2 anak 4 (3 cewek 1 laki)
Desa sidarja
kampung cisalak
blok pahing
kecamatan ciawi gebang
kabupaten kuningan (jawa)
Rumah a/n:Ading 36thn (PENIPU)
yg mengaku juru kunci..
di belakang sekolah SD negri
turun lapangan bola
sidaraja kuningan
ku mengadakan Ritual dana goib
hari jumat (10-6-2016) sampai hari minggu (12-6-2016)
di makam keramat & sumur keramat
di desa pagundan
kampung dusun kliwon (KUNINGAN)
selama 3x...(3 hari komplit sesajen)
tepat ritual yg ke 3 hari minggu,
juru kunci PALSU
a/n: Ading 36thn (PENIPU)
hp.081223871269
berkata di makam keramat,mengatakan uang dana goib,akan di antar langsung oleh arwah makam keramat
desa pagundan
kampung dusun kliwon (kuningan)
tepat jam 1 malam di Rumah aku
tggu di jembatan ke5 dekat Rumah ku
setelah melakukan ritual yg ke3x..
(komplit sesajen dari ke 1x-3x)
ku lansung bergegas pulang ke Rumah
dan ku sampai di jembatan yg ke5
hari minggu pkl 11 malam...
ku tunggu,sambil baca mantra panggil arwah makam keramat
ku baca mantra sampai pkl 3 subuh (minggu 12-6-2016)
arwah makam keramat tak kunjung hadir/datang...
juru kunci PALSU
a/n:Ading 36 thn (PENIPU)
hp.081223871269
ku tlp&sms juru kunci palsu itu
tidak di angkat&tidak membalas sms ku sama sekali (ku di tipu)..
hati-hati saudara ku
jangan mudah percaya,apa lagi baru kenal&mengaku juru kunci,paranormal,dukun dsb
(modus penipuan)
www.ading36thn_penipuan.com
sekian dan terima kasih
alamat rumah yg di tinggal&di tempati >>>>
juru kunci (PALSU)
a/n: Ading 36 thn (PENIPU)
hp.081223871269
(PRAKTEK DGN BONEKA JENGLOT PALSU)
istri (MUDA) ke 2 mempuyai
anak 4 (cewe 3 cowo 1)
desa sidarja
kampung cisalak
desa pahing
kecamatan ciawi gebang
kabupaten kuningan (jawa)
di belakang SD NEGRI
SiDARAJA KUNINGAN