Video: Tradisi Serenan di Pesambangan, Astana Gunung Jati



Serenan adalah akhir dan perjumpaan, rotasi siklus pergantian tugas antar kelompok wong kemit yang terjadi pada setiap hari terakhir kedinasan mereka di Pesambangan, hari ke-15. Akhir bagi kelompok wong kemit yang tamat menyelesaikan tugas selama 15 hari di Komplek makam Sunan Gunung Djati dengan tugas masing-masing yang telah dipakemkan sejak jaman dulu hingga sekarang, perjumpaan bagi kelompok wong kemit yang akan bertugas selama 15 hari ke depan.

Adapapun Prosesi Tradisi Serenan sbb:
  • Gawar: 8 hari sebelum terjadi serenan, wong kemit yang akan mengakhiri dinasnya berkunjung ke rumah wong kemit yang akan masuk tugas dinas, memberi tahu bahwa sampaean minggu depan diaturi dinas di Pesambangan/pekemitan. Setiap wong kemit gawar kepada satu wong kemit yang akan menggantikan tugasnya di Pesambangan.
  • Negesi: satu hari sebelum terjadi serenan, wong kemit yang akan berakhir masa dinasnya kembali menegaskan dari apa yang ia katakan ketika gawar, sekaligus ngaturi serenan berkat kepada wong kemit yang akan masuk tugas dinas.
  • Hari ke-15 (serenan), tung ashar wong kemit yang akan serenan menjemput wong kemit yang akan masuk dinas di Pesambangan. Sebagaimana ketika gawar dan negesi, satu wong kemit menjemput satu wong kemit.
  • Kelompok wong kemit yang baru masuk melakukan salam perjumpaan di Pudijajar, simbol Jawa Barat.
  • Jeneng mengumumkan kepada kelompok kemit yang baru masuk tentang tugas mereka masing-masing.
  • Tampan tugas di tempat tugas: kelompok kemit yang akan keluar dan yang baru masuk serah terima tugas di tempat tugas masing-masing. Ketika memasuki pintu utama ke makan Sunan Gunung Djati, yang di depan kemit yang baru masuk disusul kemit yang akan keluar begitu seterusnya. Kemit yang baru masuk tetap memakai baju sementara yang akan keluar tanpa memakai baju. Kurang lebih Lafadz serah terima tugasnya seperti ini, kemit yang akan keluar berkata kepada kemit yang akan masuk: "Enggih si Fulan, suawu kulo dikatuawi dateng kyai dikengken ngormeni NYIMAS RARA KERTA (tempat tugas masing-masing), sapuniki kulo tampiaken dateng sampean, selebete sejawine boten wonten sawios bilih kirang penggarapan nyuwun ditawakup. Dijawab: "Enggih sami-sami."
  • Kelompok kemit yang akan keluar juga pamit, salam dan kirim fatihah di makan Raja Sulaiman (Sultan Kesepuhan).
  • Tampan kyai, setiap wong kemit yang akan keluar pamit kepada jeneng, kurang lebih lafadznya: "Enggih kyai, seawu kulo tetuawi dateng kyai dikengken ngormeni NYIMAS RARA KERTA (tempat tugas masing-masing). Sapuniki kulo tampiaken dateng si Fulan (kemit baru yang akan melaksanakan tugasnya), selebete sejawine boten wonten sawios."
  • Kelompok kemit yang akan keluar melakukan tahlilan di samping makam Raja Sulaiman dipimpin oleh Bekel Sepuh. Kelompok kemit yang baru masuk mulai langsung melakukan tugas-tugas masing-masing.
  • Tampan ke kyai (Jeneng) atas nama kelompok kemit yang akan mengakhir tugasnya dipimpin Jlemodi (ketua kelompok kemit).
  • Kelompok kemit yang seren pamitan di Pudijajar kang lawas, kurang lebih lafadznya "Pangapunten kulo bade permios" lalu kirim fatihah.
  • Wong kemit yang seren melakukan curak, lempar uang koin kepada anak-anak sebelum pulang ke rumah. Bagi anak-anak setelah ngadang curak, mereka mecing-mecing, mendatangi ke rumah masing-masing wong kemit yang seren untuk saling berbagi rezeki.


Comments