Secuil bumbu muludan 2010

Ketan rasul ini setelah dibedah (seperti terlihat dalam gambar bergerak ini) lalu dijadikan menjadi beberapa bungkusan bernama berkat, dibagikan kepada para jama’ah yang ikut serta pembacaan deba’an di malam pelal di pesambangan/pekemitan gunung jati.

Kalau kita perhatikan di sisi-sisi panggung ketan rasul, bertembokkan ketebog/pelepah pisang, menurut cerita orang jadul, konon katanya biasa orang-orang Indramayu jaman dulu, terhadap kedebog bekas panggung rasul itu menjadi buruan untuk dimiliki untuk mereka taruh nantinya di pinggiran sawah-sawah mereka dengan sugesti agar padi atau apa yang mereka tanam tidak terganggu oleh hama atau pun pasukan tikus nakal, dengan harap hasil panen nanti cemerlang dan melimpah tanpa satu tanaman pun yang gagal panen. (bukan berarti saya mengajak untuk percaya mitos, hanya memaparkan cerita dulu yang terlahir dari mulut ke mulut, dari orang-orang dulu, sebagai pengetahuan).

Dalam tradisi muludan dan malam pelal ini pun ada tradisi tersendiri bagi pendudukan gunung jati dan sekenanya, yakni sedekah beras dan minyak kelapa. Beras sebagai bentuk partisipasi untuk ikut serta dan menghormati peringatan muludan dan malam pelal yang nantinya dibagi-bagikan. Minyak kelapa konon kata orang jadul salah satu tafsirnya adalah agar rezekinya lancar dengan kita melakukan sedekah beras, dan juga bisa menyimbolkan seperti kita tahu bersama bahwa bagian dari pohon kelapa kesemuanya berfungsi, maka jadilah seperti pohon kelapa.

Comments

  1. hidup ini penuh simbol-simbol ya yang tak banyak orang bisa menangkap tafsirnya

    ReplyDelete
  2. kulonuwun......boleh ga....pengen tau sejarah terbentuknya komunitas blog ini, adminnya, sturk organisasi, program kegiatan dan kegiatan pa aja yang udah pernah dilakukan. ada mata kuliah tugas kajan internet dan masyarakat virtual tentang evaluasi komunitas blog.
    makasih banyak yo....

    ReplyDelete

Post a Comment